XI. PindahKe Kota Bandung ke II. [1977-1984.]

 

Setelah berdinas di Kantor Pos dan Giro Palembang selama lebih klurang 4-1/2 tahun akhirnya, berdasarkan Nddp Dirpegpos tanggal 3 Mei 1977 no 1185/pegpos/a-3/rhs aku dipindahkan ke kantor Pusat Pos dan Giro di Bandung. Dan aku disetujui untuk berangkat pada akhir Mei 1977.

Kami berangkat ke Bandung dengan pesawat terbang dari Talang betutu, ke Halim Perdana Kesuma. Kami diantar oleh sanak keluarga dan handai tolan ke Air Port Talang betutu seperti orang yang mau naik haji. Isteriku baru pertama kali inilah pindah jauh dari sanak keluarga menyeberang lautan, tentunya isak tangis dalam pelepasan kepindahan kami ini tidak dapat dihindarkan.

Di Jakarta kami telah dijemput oleh mantan atasanku di Palembang dulu yaitu Pak Moehadi sekeluarga, yang jauh sebelumnya telah aku beritahukan kepada beliau serta minta tolong disediakan kamar di Mess Postel di dekat Pasar Baru. Mess ini memang disediakan bagi pegawai Pos tel yang membutuhkan penginapan di Jakarta.

Kami tinggal di jakarta selama dua malam, sempat kami dibawa keliling dulu oleh Pak Moehadi sekeluarga melihat beberapa tempat rekreasi yang ada di Jakarta pada waktu itu.

Setelah dua hari tiga hari dua malam kami diam di Mess Postel Jakarta, kamupun dengan mencarter Taxsi 4848 kami menuju Bandung, dan tempat kami menginap telah disediakan oleh kawan-kawanku yang ada di Bandung seperti Kahaji Kalake dan Endang Muchtarom. Kami telah dipesankan di Hotel Maju jalan Riaw. Bandung. Kupilih tempat itu karena dekat dengan kantor dan hubungan sangat mudah serta aku telah sangat kenal dengan wilayah tersebut, karena sebelumnya aku tinggal di Hotel riaw itu selama satu bulan untuk mengikuti MMC. Karena sebelum kepindahanku ke Bandung kawan-kawanku yang ada di Bandung telah kusurati terlebih dahulu serta kuminta bantuannya untuk membantu anak desa yang telah lama tinggal di udik, yang merasa takut berjuang dan bekerja di kota besar seperti Bandung dan Jakarta.

Kami tinggal di hotel Maju jalan Riaw kurang lebih satu bulan lamanya. Saya berusaha untuk mendapatkan rumah yang mudah hubungan untuk anak-anak sekolah. Karena pada waktu anak-anakku 3 orang sudah sekolah di SD.

Kebetulan pada waktu aku dipindahkan ke Bandung telah terbit peraturan baru dari Perusahaan bahwa ongkos sewa rumah untuk pejabat yang transferabel diberikan lumpsum berupa uang tunai dan tidak dikontrakkan rumah oleh Perusahaan seperti sebelumnya . Akulah orang yang pertama kali mendapat uang lumpsum tunai itu untuk masa tiga tahun diberi Rp 6750.000,- sebagai Kepala Urusan di Kantor Pusat Pos dan Giro.

Uang itu ketumbahi dengan jalan menjual sebagian emas dan tabungan kami hingga kami mempunyai uang kurang lebih sebelas juta.

Setelah habis dinas kantor aku mencari rumah yang ingin ku beli, dan yang mengawaniku mencari rumah ialah kawan sekelasku yang memang telah lama di Bandung yakni Endang Mukhtaram .Beliau membantuku sepenuh hati serta memberikan berbagai informasi tentang rumah yang letaknya tidak begitu jauh dengan sekolah. Anakku telah kumsukkan ke SD Ciujung pada aku masih tinggal di Hotel Maju. Semuanya diterima di SD Jiujung tersebut.

Akhirnya kudapatlah sebuah rumah di Jalan Sukabumi Dalam 18/123. Rumah itu kubeli 9.500.000,- rupiah. Setelah diadakan perbaikan dan perluasan seperlunya maka kamipun pindah dari Hotel Maju ke Gang Suzuki no 18 , Jln Sukabumi dalam Bandung.

Rumah tempat tinggalku di Jalan Sukabumi dalam no 18/123 itu cukup bagus dan menyenangkan serta hubungan kemana-mana lancar, karena dekat dengan jalan raya dan banyak alat transportasi umum seperti Bis, angkot dll. Disamping itu dekat dengan anak-anaku sekolah. Pergaulan dengan masyarakat disekelilingnya baik dan menyatu, maklumlah masyarakat perkampungan mudah untuk diajak berkumpul dan bergaul. Disamping dekat dengan masjid juga ada guru mengaji untuk anak-anak yaitu Pak Erri dan menantunya Kang Ujang. Hingga anak-anak dapat mengikuti pengajian ditempat itu..

Akan tetapi kelemahannya ialah tidak bisa masuk mobil karena jalannya sempit kurang lebih 2 m . Oleh sebab itu ketika aku membeli mobil Fiat, aku terpaksa menyewa gerasi kepunyaan Ibu Aneh di Jalan Sukabumi no267 Rt 03. Rw 06. Luas Garasi itu 71/2 X51/2 m. Garasi itu kusewa selama 5 tahun mulai bulan Mei 1981 s/d Mei l986 sebesar Rp 150.000,- Penyewaan ini diketahui oleh Ketua RT.10 Rw ow 06 dan Ketua RT 03 Rw o6.

Setelah aku mendapat Lumsump kontrak rumah yang ke II, maka uang itu kujadikan uang muka untuk membli rumah di Jln Sekejati II no 29 yakni rumah yang sekkarang kudiami.. Rumah di jalan Sekejati ini baru selesai awal tahun 83. Setelah selesai ditunggui oleh Arsad dan isterinya, pada waktu itu dia sedang mengikuti Pendidikan Dikmen Pos di Bandung.

Kami pindah ke jalan sekejati pada awal tahun 1984.Disinilah anak-anakku bertempat tinggal selama kami mengembara ke Palembang sebagai Kdpos dan Ke Semarang sebagai Kdpos. Dirumah juga ada keponakan yang tinggal yakni Dadang Bahrun dan Adilah binti H.Muhammad menemani anak-anak di bandung. Rumah ini dibongkar Total dan dibangun baru pada waktu aku bertugas di Semarang. Pada saat Kisah ini kutulis aku tinggal di rumah yang direhab tahun 1988-89 dulu, hanya saja selalu dirawat dengan baik dipelihara dan cet serta diperbaiki segala kebocorannya.

Dikantor Pusat Pos dan Giro aku ditugaskan pertama kalinya sebagai Kepala Urusan Kedudukan dan penghargaan Personil [Pegpos/c], menggantikan kakak kelasku Kardono Bc.Ap. yang dipindahkan ke Pegpos A. Aku mulai menjabat di Pegpos C pada tanggal 11-6-l977.

Fasilitas yang kudapat sebagai Kepala Pegpos-C ialah sebuah sepeda motor merek Suzuki baru, dengan alat transportasi inilah aku bergerak dan menjelajahi kota bandung baik untuk keperluan ke Kantor, kuliah sore hari zaatau keperluan lainnya. Motor Suzuki yang kupakai pada tahun 1977 itu dulu hingga kisah ini ditulis masih terpelihara baik yang dimiliki oleh Zubaidi Bc.Ap. karena beliau mendapat lelangan motor tersebut.

Aku dan Pak Kardono Bc.Ap pada tanggal 7-11-1977 diperintahkan oleh dinas untuk mengikuti Personel Management Course yang diselenggarakn oleh Fakultas Ekonomi UNPAD Jln Cimandiri no 6 Bandung. Dan kami mengikutinya dengan baik dan mendapat sertifikat.

Setelah hampir 4 tahun bertugas di Pegpos /C , maka pada tanggal 2 Juni 1981 aku dipindahkan menjadi Kepala Urusan Formasi, Penempatan dan Pemindahan Personil [Pegpos/A] menggantikan Pak kandono Bc.Ap lagi, karena beliau dipindahkan ke Kantor Kdpos II di Semarang sebagai Kepala Bagian Administrasi dan Personel. Dulu pada waktu aku menduduki Pegpos/C akupun menggantikan beliau.

Kedudukanku di Pegpos C digantikan oleh Kawan sekelasku Hasbullah Zainuddin Bc.Ap.

Kurang lebih setahun setengah di Pegpos A. aku dipindahkan menjadi Kepala Biro Direktur Personalia dan Tatausaha Kantor Pusat Perum Pos dan Giro, menggantikan Wilmar L.Tobing kawan sekelasku juga. Mulai tanggal 11 September 1982. Sedangkan kedudukanku di Pegpos A digantikan oleh Soedarmanto Bc.Ap. kawan sekelasku juga.

Semula kami berkantor di Jln Cilaki tetapi karena kantor di Jln Martadinata telah selesai maka kami pinda ke kantor Pusat II di Jalan Martadinata; Kantor tersebut pada waktu kisah ini ditulis telah dijual kepihak Swasta dan dijadikan Hotel yang diberi nama “Hotel Siera”.

**Kegiatan .

**Dinas

**Kegiatan pendidikan dan penataran.

Selama bertugas di Bandung aku terus meningkatkan keterampilan dan ilmu karena saya merasa selama berada di Sumatera khususnya di Lahat dulu ilmu dan keterampilanku dibidang tertentu menjedi ketinggalan terutama bahasa. Oleh sebab itu aku terus kalau ada waktu mengikuti kursus bahasa Inggris maupun Perancis yang diselanggarakan oleh dinas maupun atas biaya sendiri. Hingga akhirnya dapat sejajar dengan kawan-kawan yang selama ini ditempatkan di Jawa.

Disamping itu aku meneruskan Kulia di Fakultas Hukum Uninus pada sore hari. Walaupun tugas dikantorlu begitu sibuk karena kadang-kadang merangkap tugas bagian lain kalau pehabatnya sedang cuti. Pernah sekali saya merangkap 3 jabatan sebagai Pejabat sementara Kepalq Bagian kepagawaian, karena atasanku sedang bertugas keluar negeri; merangkap Kepala urusan Pegpos C karena pejabat penggantiku belum datang dan tugasku sendiri sebagai Pegpos A sendiri harus kujalankan.

Karena tugasku merangka tiga jabatan maka aku sangat ketat membagi waktu, dua jam dimeja ini, 2 jam di meja itu dan 3 jam dimeja lain begitulah kesibukanku pada waktu itu.

Disamping pada sore hari aku harus mengikuti kuliah.

Tetapi pada waktunya Alhamdulillah, aku dapat menyelesai Sarjana Hukumku dengan baik dan memuaskan. Dan langsung aku ditawari untuk meneruskan ke sekolah Notariat.

Setelah menyelesaikan pelajaranku di Fakultas Hukum aku masuk sekolah Notariat di UNPAD jln Depati Ukur Bandung.

Setiap hari jam 16.00, kecuali hari sabtu dan minggu aku mengikuti kuliah di Notariat serta mengikuti ujian-ujian pada waktunya, hingga kuliahku hampir selesai tinggal tiga mata kuliah lagi. Akan tetapi aku harus dipindahkan ke Palembang untuk menjadi Kepala Daerah Pos dan Giro di Palembang. Setelah kutimbang-timbang apakah akan menjadi notaris atau melanjutkan karier di Pos Giro. Lalu kuputuskan untuk melanjutkan karier di Pos Giro. Karena jabatan sebagai Kepala Daerah Pos dan Giro merupakan jabatan pilihan dan sangat di-idam-idamkan oleh setiap pegawai Pos dan Giro serta menjadi kebanggaan baik bagi pegawai tersebut maupun bagi keluarganya.Menjadi Kdpos berarti menjadi Raja Kecil di Daerah dengan segala fasilitas dan kewenangannya.

.

. Kawanku yang di Notariat yang semula selalu belajar bersama pada waktu di Fakultas Hukum ialah II Rokayah isteri M.Soelaiman yang terakhir menjadi Notaris di Subang. Dan pada waktu pernikahan anakku Fitriansyah Kertamuad dengan Melda dia datang dan rupanya II Rokayah ini masih besanan dengan waknya Melda.

Selama aku bertugas di Bandung tetap saja ada usaha-usaha yang kujalankan, khususnya untuk melayani kawan-kawan di kantor. Usaha kami itu wujudnya koperasi yang untuk mensejahteraan para anggotanya. Dan kalau hari lebaran dapat membagi keuntungan untuk keperluan lebaran.

**Keluarga.

**Kemasyarakatn dan Dakwah.

** Lain-lain.

** Berkunjung ke Singapore, Malaysia danThailand ke I.[06-08-s/d 22-08-1982].

Pada bulan Agustus tahun 1982 aku bersama dokter Hindro Suyatmo ditugaskan untuk mengikuti Personel Exchange Program di Thailand.selama 2 minggu.

Kami berangkat dengan pesawat Singapore Air Lines dari Jakarta ke Singapore, Dan tiba di Changgi Airport kami telah dijemput oleh agen Travel Biro yang telah kami pesan sebelumnya menuju Hotel. Bagasi kami kami titipkan di Safe Box di Air port karena kami hany mampir sebentar di Singapore.Penerbangan antara Jakarta ke Singapore kurang lebih 2 Jam.

Pada siang itu juga kami melancong ke Johor Baru, malamnya kamu Tour city di Singapore. Maklumlah kami hanya mampir sebentar di Singapore dan waktu itu kami manfaatkan benar-benar untuk mengetahui segala sesuatunya tentang Singapore.

Inilah perjalan dinas pertama bagiku, yang semuanya diurus oleh Pemerintah serta diberi uang harian oleh Perusahaan.Pada waktu ini Singapore akan merayakan hari ulang tahun Kemerdekaannya sehingga Singapore nampaknya sangat sibuk.

Pada esok harinya setelah kami jalan-jalan sebentar melihat pusat-pusat perbelanjaan dan pusat keramaian, kami kembali ke hotel untuk siap-siap berangkat ke Airport, karena kami akan meneruskan perjalan ke Bangkok.

Kami tiba di Bangkok sore hari tanggal 8 Agustus 1982. Waktu kami mau mengurus Visa masuk ke Thailand kami harus antre mengikuti jalur yang ditentukan, Dipisahkan untuk penduduk Thailand dan bukan penduduk Thailand. Karena anteannya cukup panjang, terutama bagi bukan penduduk Thailanmd, maka ada bule yang berebut sesamanya dan yang lain merasa didahului lalu agak marah. Boleh yang dimarahi menjelaskan kalau antre begini harus gunakan otak, maka harus antre memasang dua atau tida tempat dimana yang sudah dekat disutalah antrean diambil. Boleh yang lain itu terdiam dan malu.

Setelah kami mengurusi bagasi, kami menuju pintuk keluar dan disana telah terpampang nama kami dari petugas penjemput. Kamipun menghampiri mereka dan setelah itu semuanya diurus oleh mereka. Keadannya sama seperti di Indonesia, semua bagasi kami mereka yang menangainya dan mengurusnya . Hal ini tentunya berlainan dengan di Jepang, kita sendiri yang harus mengurusnya.

Kami ditempat di Hotel di pusat kota Bangkok yang sangat sibuk dalam dunia perdagangan.

Semua biaya selama berada di Thailand baik biaya Hotel maupun makan ditanggung oleh Pemerintah Thailand. Kesibukan kami selama di Bangkok ialah melihat-lihat kegiatan operasional dan administrasi yang berkaitan pengelolaan kepegawaian . Mulai dari Rekrut pegawai sampai pegawai itu pensiun. Jaminan sosial,, kesehatan dan lain sebagainya. Pegawai wanita yang hamil tidak diberikan cuti 3 bulan seperti di Indonesia, tetapi hanya 14 hari saja.Disamping itu diajak untuk melihat segala kegiatan mengenai penglolaan Perposan yang ada di Bangkok mulai dari Pool antaran sampai pada delivery service.

Kamipun diajak mengujungi Chiang May disebelah utara Thailah dengan peswat terbang. Kami tinggal di Chiang May selam 2 malam. Kota itu memang kota turis, segala perbuatan maksaiat ada sama seperti di Bangkok. Kami diajak untuk menonton kesenian yang memang khas dari Chiangmay. Penduduk Chiang May ini terdiri dari berbagai suku yang satu sama lain sangat berbeda adat dan keseniannya. Percamopuran darah antara suku-suku di sini menyebabkan orang-orang Chiang May ini cantik-cantik dan lelakinya ganteng, Kamipun disuguhi makan khas daerah ini. Kami diajak melihat tempat-tempat bersejarah dan candi-candi yang menurut mereka sangat menarik, tetapi bagi kami sama sekali kurang tertari.

Pada hari ketiga sore hari kami menuju Airport Chiang May karena kami harus pulang ke Bangkok malam itu. Jarang antara Bangkok dengan Chiang May kurang lebih satusetengah jam penerbangan.

Diatas pesawat aku selalu memandang kieluar jendela, kulihat udar kurang menduduk, hujan dan angin berembus cukup kencang. Mendekati bangkok hujan nampaknya belum juga reda . Aku berkata pada pak Hendro, wah gelap sekali dan sekarang ini hujan dan agak berkabut. Pesawat kami nampaknya kurang mantap mengikuti arah awan yang bersih. Dr. Hindro terdiam seribu bahasa sama sekali tidak menjawab apa yang kukatakan.

Setelah kami mendarat dengan baik, barulah kelihatan wajah pak Hindro berseri-seri, dan dia berkata, dia agak trauma dengan cuaca jelek karena orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat terbang di Sulawesi.

Pada tanggal 22 Agustus 1982, kami kembali . Pagi hari kami diantar ke bangkok Airport dan siangnya kami terbang ke Jakarta dengan pesawat Cathay Air Lines. Perjalan Bangkok – Jakarta kurang lebih 3 jam.

6 Responses to “I1. Bandung (2)”

  1. Hanri dhona Says:

    salam kenal!saya ini bekerja di kantor pos ponorogo jawa timur,saya masih bersetatus outshorcing PT dapensi indonesia yang dipekerjakan di ponorogo sebagai pengantar pos,saya ingin lebih memajukan PT POS INDONESIA jadi saya sendiri juga harus maju. Oleh sebab itu saya mau tanya bagaimana cara masuk ke dikmen,apakah saya punya kesempatan?kapan kah itu?bagaimana caranya?mhon petunjuk!TERIMAKASIH


  2. Untuk Hanri Dhona di Ponorogo.

    Bandung, 22 Desember 2007.

    Assamalamu’alaikum Wr.Wb.
    Alhamdulillah kita dapat saling berkomunikasi melalui sarana internet ini, Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah Swt.
    Terimakasih anda telah mampir di Website The 8th generation of Kertamuda, semoga anda selalu sukses dalam menggapai cita-citanya, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang kehidupan pada umumnya.
    Tentang pendidikan pada PT Pos Indonesia saat ini, saya sudah lama tidak mengikuti perkembangannya lagi, karena saya sudah cukup lama pensiun. Namun menurut informasi yang saya dapatkan bahwa “Khusus pendidikan Dikmenpos”, masih tetap diadakan jika Perusahaan memerlukanya, tetapi tidak tiap tahun diadakan. Penerimaan siswa Dikmen pos itu, ada yang diambil dari umum ada juga dari pegawai Pos sendiri yang memenuhi syarat yang telah. ditentukan.
    Tiap kali akan dibuka kelas baru untuk Dikmenpos, selalu kantor-kantor Pos diberi tahu, kapan pendidikan akan dimalai, syarat-syarat untuk dapat diterima menjadi siswa Dikmenpos serta cara-cara untuk mengajukan lamaran telah disebutkan dalam pengumuman tersebut.. Jadi tunggu saja pemberi tahuan dari Kantor Pusat PT Pos Indonesia.
    Maaf kalau informasi yang kuberikan ini kurang lengkap,

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

  3. lubee Says:

    ass… saya mau nanya2 tentang macamna giro sama penjelasanna yang rinci semisal waktu tenggatna, apa tempona gitu… makasi
    wass..

  4. lubee Says:

    anyone can answer mine??
    please

  5. lubee Says:

    waktuna kurang 20 meniittt


  6. Untuk Sdr Lubee.
    Terimakasih anda telah singga ke pondok the 8th generations. tentang giro dls sebaiknya ditanyakan ke Bank atau kantor pos dan giro saja, karena saya sudah lama tidak berkecimoung dibidang itu. Silakan bagi yang dapat menjawab pertanyaan sdr kita Lubee ini.
    Selamat tahun baru l januari 2009, semoga sukses selalu,
    Wassalam.

Leave a reply to lubee Cancel reply